Selasa, 23 April 2013

Tugas 4 Hukum Industri


Merek Dagang

A.                Pengertian Merek
          Perkembangan dunia industri dan perdagangan semakin meningkatkan kesadaran para pelaku bisnis akan pentingnya Merek.  Bahkan karena pertimbangan merek pula yang menyebabkan Salim Group (holding company terbesar di Indonesia) berani membeli merek Bimoli senilai Rp. 25 Miliar dari Sinar Mas. Salim Group juga memborong beberapa merek yang dianggap memiliki ekuitas tinggi seperti kopi Tugu Luwak dan kecap Piring Lombok.
          Merek merupakan asset sangat bernilai yang disebut goodwill dan terpampang di neraca.  Merek pulalah yang akan memberikan revenue dimasa mendatang, sehingga kepemilikan dan penggunaan merek harus terjamin secara hukum agar dikemudian hari tidak timbul sengketa diantara para pihak.
           Munculnya Merek dagang pada produk dan jasa sangat penting. merek dagang adalah ditakdirkan untuk memberikan kekhasan dan karakteristik pada paket dan layanan. Sebagai pilihan merek dagang pengusaha memang ingin memiliki nama baik, mudah diingat, mudah diucapkan dan enak untuk didengar. Kemudahan dan keunikan merek dagang dihitung untuk menarik konsumen pada produk atau jasa yang ditawarkan. Merek dagang seperti "Gucci", "Louis Vuitton", "Cartier" dan "Salvatore Ferragamo" adalah {populer [merek dagang]} tengah-tengah anak muda dan wanita kaya. Membawa "Louis Vuitton", "Cartier" atau "Gucci", sementara tas belanja di mal pasti merupakan prestise bagi masyarakat tertentu dan predikat sebagai orang kaya bisa diperoleh oleh mereka.
         Jadi untuk pengusaha merek dagang adalah suatu hal yang penting. Sebuah merek dagang dapat diinterpretasikan dalam banyak fitur dan itu tergantung pada bagian mana ia sedang dilihat. Oleh karena itu rutin jika merek dagang adalah berpotensi menciptakan konflik hukum. Sebuah merek dapat membuat pelanggan lama menjadi pelanggan masa lalu yang kaya dan kaya tetapi sebaliknya juga bisa menurunkan dan membuat seseorang menjadi sangat miskin.
           Konflik dibawa ke Pengadilan Niaga adalah salah satu contoh di mana seseorang file gugatan yang lain sementara orang berpendapat bahwa / nya ciri khasnya adalah membuat dilanggar oleh pihak lain dan setelah itu merusak persembahan atau layanan yang ditawarkan oleh diasumsikan orang. Dalam banyak kasus alasan untuk tuntutan hukum didasarkan pada "keberadaan kesamaan dasar atau seluruh" antara paket satu pihak kepada orang lain. Namun dalam hal ini juga sulit bagi kita untuk menentukan apakah merek dagang tertentu adalah investasi serupa di lain atau tidak.
           Berdasarkan hal tersebut diatas maka kami sebagai konsultan Merek dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) mengingatkan kepada perorangan maupun perusahan untuk segera mendaftarkan merek dagang / jasa untuk menghindari sengketa dikemudian hari.
Berikut ini adalah contoh merek dagang yang mempunyai kesamaan:
1.      Produk Handphone merek Blackberry dan Blueberry
2.      Produk motor Honda CBR 150 dengan Minerva 150
3.      Produk wafer stick nyam-nyam dengan yan-yan
4.      Produk Sepatu Honda CBR 150R dan Minerva R150SE
5.      Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga dan Larutan Penyegar Cap Badak
6.      Produk kopi kemasan antara white coffee dengan white koffie
7.      Produk minuman Coca-Cola dan Kola Kola
8.      Produk baterai antara Panasonic dengan panasuper
9.      Motor produksi PT Astra Honda Motor merek Karisma 125 cc dan motor produksi PT Tossa Shakti     
      bermerek Krisma
10.  Produk minuman dalam kemasan Aqua dan Aqualiva
11.  Produk Tupperware dan Tulipware
12.  Produk helm merek Ink dan Inx
13.  Produk minuman Teh Sosro dan produk minuman sachet Teh Sisri

B.                 Analisis
Honda CBR 150R Versus Minerva R150SE
    Dapat dilihat bahwa produsen pemilik merek motor Minerva R150SE beritikad sangat tidak baik. Minerva R150SE ingin mendapat keuntungan dengan cara membonceng produk Honda CBR 150R. Jika dilihat dari merek produknya saja konsumen bisa saja tertipu antara merek Honda CBR 150R dan Minerva R150SE, apalagi produk tersebut juga mencontek seluruh spesifikasi yang ada.
Konsumen akan berpikir kalau produk Minerva R150SE adalah salah satu produk yang dibuat oleh perusahaan Honda CBR 150R. Sudah jelas bahwa produk Minerva R150SE melakukan pelanggaran atas Hak Kekayaan Intelektual dan Hak Merek.
   Walaupun produk Minerva R150SEsudah terdaftar di Ditjen Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Kementerian Hukum dan HAM sehinga sama-sama mendapat perlindungan hukum tidak sepatutnya produsen tersebut mencontek seluruh spesifikasi yang ada, karena hal tersebut jelas bisa merugikan Honda CBR 150R.
      Selain itu, dampak lain juga bisa disebabkan oleh produk Minerva R150SE ini. Konsumen yang mengira produk Minerva R150SEmerupakan produk keluaran Honda CBR 150R bisa saja tidak mempercayai lagi produk Honda CBR 150R yang asli. Hal ini bisa saja disebabkan kualitas dari produk Minerva R150SE tidak setara dengan produk Honda CBR 150R asli.
Semoga perlakuan plagiat dari produsen Minerva R150SE tidak terulang lagi, karena sudah jelas dapat merugikan produsen yang sudah memiliki Brand ternama.
       SULIT membedakan lihat Minerva R150SE nyempil di deretan Honda CBR 150R. Githu juga sebaliknya, kalo liat Honda CBR 150R di antara deretan Minerva R150SE! Dari segi desain, kedua kereta besi roda dua ini macam piston
yang dibelah dua, mirip banget tampilanya. Minerva R150SE dijual dengan banderol Rp 16 jutaan. Sedang Honda CBR 150R dilego Rp 36 jutaan. Hitunganyam, 1 : 2. Mantapnya, R150SE dan CBR 150R tetap booming dan begitu banyak diminati. Terlebih R150SE, penjualannya tidak kalah.
kelebihan dan kekurangan dari Minerva dan CBR. Apakah punya kemiripan selain bodi?
1.      Spidometer

            Jika lihat angka di spidometer, baik itu kecepatan atau rpm sepertinya gak jauh beda sama CBR 150R. Tapi kalau diteliti lagi lebih jauh, bagian indikator paling kanan, ada voltmeter yang berfungsi mengukur kondisi aki.
         Meski angka kecepatan dan rpm sama, tapi coba lihat indikator spido paling kanan. Ini yang membedakan! Di CBR, indikator ini diisi petunjuk suhu mesin. Itu karena CBR memiliki pendinginan mesin lewat radiator.

2.      Pendinginan 

              Enggak mau ketinggalan dari CBR 150, maka R150SE pun pakai pendingin. Tapi, kalau yang ini sih sebenarnya bukan lebih bersifat mendinginkan mesin. Lebih kepada lancarnya sirkulasi oli. Sebab yang dipakai adalah oil cooler bukan radiator yang berfungsi mendinginkan.
     Dengan harga jual di atas Rp 30 juta, pantas jika CBR menawarkan pendingin ekstra. Yaitu, liquid cooled alias radiator. Komponen ini bikin pengendara merasa lebih aman memacu motor dalam waktu lama. Betul?

3.      Percepatan

           Mesin menganut tipe SOHC satu silinder 149 cc, 5 percepatan. Pola gigi, layaknya motor sport tulen. Gigi 1, tuas perseneling diinjak. Untuk menaikan ke percepatan lebih tinggi, gigi pun tinggal dicungkel ke atas. Klek!
              Ini yang bikin beda! Meski sama mengusung kapasitas silinder 150 cc, tapi tipe mesin CBR adalah DOHC. Ya, ada dua noken-as untuk menggerakan kinerja buka tutup klep. Makin beda lagi, motor CBU dari Thailand ini juga sudah dilengkapi 6 percepatan.

4.      Kaki-kaki

               Kalau jeli, ini yang bisa membedakan antara CBR pekgo dengan R150SE. Ya! Kalau kaki depan CBR masih menggunakan sok teleskopik, tapi di Minerva enggak tuh! R150SE sudah pakai sok model up-side down.
            Meski kaki-kaki model teleskopik, tapi soal lincah juga handling dan redaman, enggak kalah dengan sok model upside down yang ditawarkan R150SE. Sekali lagi, ini yang jelas membedakan CBR dengan ‘kembarannya’ ini.

5.      Fitur

            Bentuk kaki belakang, bisa dibilang tetap mirip. Kalau tidak percoyo, silakan tengok penutup rantai. Dari bentuknya saja sama. Bahkan, buat pengereman belakang, Minerva juga sudah mengandalkan disk brake alias cakram.
       Memang, sekilas sama. Tapi, ada fitur lain di kaki belakang yang tidak dimiliki Minerva. Yaitu pengaman gir belakang. Fitur ini, mencegah rantai selip ke celah gir dan arm jika tiba-tiba puntus rantai. Fitur ini, juga diaplikasi di motor Honda terbaru di Indonesia. Misalnya, Honda Blade 110R.

6.      Akselerasi

         Tampang boleh sama dengan CBR 150, tapi kemampuan berlari jauh di bawah CBR. Meski setiap perpindahan gigi terasa menghentak, tetap larinya tidak bisa mengimbangi CBR. Buktinya, untuk raih kecepatan 60 km/jam Minerva 150 butuh waktu yang cukup lama, sekitar 12 detik.
        Uang memang kagak bohong! Dengan harga Rp 36 jutaan, CBR dilengkapi mesin DOHC dan handling yang benar-benar sporty. Untuk meraih kecepatan 0 – 60 km/jam, cukup butuh waktu 4,02 detik.



Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar